GURUKU
Jika dunia kami yang dulu kosong
Tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampagelap
Tak bisa apa-apa
Tak bisa kemana-mana
Tapi kini dunia kami penuh Warna
Dengan goresan garis-garis
Juga kata-kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat
Bukan lagi mimpi
Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Terimakasih guruku
dari hatiku
untuk semua pejuang pendidikan
" Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa!"
Tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampagelap
Tak bisa apa-apa
Tak bisa kemana-mana
Tapi kini dunia kami penuh Warna
Dengan goresan garis-garis
Juga kata-kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat
Bukan lagi mimpi
Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Terimakasih guruku
dari hatiku
untuk semua pejuang pendidikan
" Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa!"
Dengar, dengar, dengarlah isi
tulisan ini
Hanya kepadamu harapan ku
sandangkan
Hanya kepadamu cita-cita
dipertaruhkan
Tak ada sesuatu yang tak
mungkin bagimu
Bangkitlah
melawan arus yang terus mendera
Kuasailah
dirimu dengan sikap optimis
Paculah
laju kudamu sekencang-kencangnya
Lawanlah
bebatuan terjal yang mengusik di jalanan
Ingat, Engka adalah harapan,
engkau adalah masa depan
Masa depan ada di tanganmu
Harapan terpendam ada di
pundakmu
Nasib Bangsa engkau yang
menentukan
Diantara Dua
Di antara dua, aku harus
memilih
Engkau satu baik atau buruk
Aku tak bisa berdiri diantara
keduannya
Dan aku menentukannya
Diantara
dua, aku harus masuk
Entah
satu mudah atau sulit
Aku
tak bisa bergelut diantara keduannya
Dan
aku meratapinya
Diantara dua, aku harus
berjuang
Entah satu manis atau pahit
Aku tak berhenti meraih
satunya
Dan aku tak ingin kalah
Pahlawan Pendidikan
Jika dunia kami dulu kosong
Tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna
hampa, gelap
Tak bisa apa-apa, tak bisa
kemana-kemana
Tapi
kini dunia kami penuh warna
Dengan
goresan garis-garis, juga kata
Yang
dulu hanya mimpi
Kini
mulai terlihat lagi bukan mimpi
Itu karena kau yang
mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus
dilukis
Juga tentang kata yang harus
dibaca
Terimakasih
guruku dari hatiku
Untuk
semua pejuang pendidikan
Dengan
pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
Dengan
pendidikan nasib kita bisa dirubah
Apa yang tak munkin kau
jadikan mungkin
Hanya ucapan terakhir dari
mulutku
Di hari pendidikan nasional
ini
Gempitalah selalu jiwamu
Wahai pejuang Indonesia
Musim kemarau panas
berkepanjangan
Musim penghujan hujan
berdatangan
Itulah hebatnya dirimu
Panas hujan tetap buat kau
berdiri
Kau hanya tumpukan bata merah
Tulangmu hanya dari besi
Seindah dirimu namamu sama
Seburuk
bentukmu tak kurangi gunamu
Kaulah
taman kehidupan
Tempat
tertanam berjuta ilmu
Bunga
merekah terlahir darimu
Hiruk
pikuk pendidikan tertelan olehmu
Tanpamu
semua tampak bodoh
Alangkah indahnya…..
Jika dirimu berdiri
dimana-mana
Tanpa ada beda di desa dan
dikota
Sayangnya kau bukan manusia
Kakimu tertanam di bumi
Tak dapat jalan kemana-mana
Baca Tulis
Senja meradang kerinduan
Goresan pena menyayat kalbu
Tangisanku tak membuat pilu
Hei… Wahai pemimpinku
Pandanglah
aku yang kusut ini
Duduk
disekolah ku tak bisa
Bagaimana
ku tak bisa bodoh ?
Hidup
pun beralas tanah
Tidurpun beratap langit
Ahhhh,…..
Bosan ku tak dapat membaca
Bingung Ku tak dapat menulis
Seandainya ada pemimpin
menangis
Pasti ku dapat baca tulis
Lilin Kegelapan
Titik air menitik
Berbaris jarum jam berdetik
Tak henti dalam putaran waktu
Menembus masuk roda itu
Menjadi
pilar generasi penerus
Bermuara
menjelma sebagai arus
Berbaris
ditengah tangisan pertiwi
Tak
buat henti langkahkan kaki
Baktiku
hanya tuk negeri ini
Ku
akan jadi lilin ditengah kegelapan
Melawan
segala kemunafikan
Semangat
bagai pejuang 45’
Penerus
cita-cita pahlawan kita
Wahai sang guruku
Tuntunlah aku menjadi aku
Jasamu tak tampak mata
Berwujud dalam hati sanubari
Titik air menitik
Ilmu mu kan ku petik
Bukan buat Negara munafik
No comments:
Post a Comment