NABI YUSUF DAN ZULAIKHA
Sementara itu, Zulaikha atau isteri Al-Azis selalu mengawasi Nabi Yusuf as. Ia duduk disampingnya dan berbincang-bincang bersamanya. Ia mengamati kejernihan mata Nabi Yusuf as. Lalu ia bertanya kepadanya dan mendengarkan jawaban dan Nabi Yusuf as. Akhirnya, kekagumannya semakin bertambah pada Nabi Yusuf as.
Al Qur an tidak menyebut sedikit pun tentang berapa usia wanita itu dan berapa usia Yusuf. Kita dapat mengamati hal itu hanya dengan perkiraan. Ia menghadirkan Yusuf saat beliau masih kecil dari sumur. Dia adalah seorang isteri yang misalnya berusia dua puluh tiga tahun, lalu ia berusia tiga puluh enam, sementara Yusuf berumur dua puluh lima tahun. Apakah peristiwa itu memang terjadi di usia ini? Boleh jadi memang demikian. Tidakan wanita itu dalam peristiwa itu dan peristiwa sesudahnya menunjukkan bahwa ia wanira yang sudah matang dan cukup berani. Peristiwa yang diungkapkan oleh Al Qur an al kami ini merupakan puncak dari perisitwa peristiwa yang lalu.
Zulaikha jatuh cinta pada Nabi Yusuf
Zulaikah sang isteri Al Azis sangat mencintai Nabi Yusuf as. Ia merayunya dengan terang terangan. Nabi Yusuf as yang telah terdiidik di istana seorang menteri besar di mesir dengan lingkungan yang mewah dan dikelilingi wanita yang cantik, di rayu oleh Zulaika dengan rayuan yang umumnya dilakukan oleh wanita pada laki-laki.
Meskipun telah dirayu oleh wanita yang sudah dirasuki nafsu, namun Nabi Yusuf as masih kuat ketaqwaannya. Sang wanita itu bosan karena sikap cuek dan tidak peduli Nabi Yusuf terhadapnya namun menganggap sikap Nabi Yusuf tersebut pura pura, atau menjaga image saja. Ia pun mengubah cara menggoda bukan lagi dengan bahasa isyarat, namun dengan menggoda yang lebih terang terangan. Wanita itu menutup semua pintu dan melupakan rasa malunya, kemudian ia mengunggapkan rasa cintanya Nabi Yusuf as.
Nabi Yusuf as merupakan salah satu hamba Alla yang ikhlas, maka ia akan tersucikan dari berbagai dosa. Namun bukan berarti bahwa Nabi Yusuf as tidak memiliki nafsi sebagai seorang lelaki dan selain itu bahwa Nabi Yusuf bukan seperti malaikat yang tidak terpengaruh oleh rasa duniawi. Godaan dari wanita itu merupakan godaan yang cukup berat, namun beliu mampu untuk melawannya, karena jiwanya tidak cenderung pada nafsunya. Kemuan atas izin Allah, jiwanya dibimbing dan ditenangkan karena ketakwaannya yang mampu melihat tanda-tanda kebenaran dari Tuhannya. Apalagi Nabi Yusuf as adalah putera Nabi Ya’qub as, seorang Nabi, Putera dari Ibhraim, yang merupakan kakek dari para Nabi dan kekasih Allah SWT.
Terjadilan pergelutan antara mereka berdua. Percakapan telah berubah dari basa lisan menuju bahasa tangan. Zulaikha mengulurkan tangannya kepada Yusuf dan berusaha untuk memeluknya. Nabi Yusus as berputar dalam keadaan pucat wajahnya dan berlari menuju ke pintu. Lalu ia dikejar oleh wanita itu dan wanita itu menarik-narik pakaiannya. Keduanya sampai ke pintu. Namun tiba tiba itu terbuka, suaminya dan salah satu kerabatnya ada di muka pintu yang terbuka itu.
Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha – Setelah melihat suaminya ada di hadapannya, ia segera menggunakan kelicikannya. Saat itu tampak jelas bahwa sedang terjadi pergelutan. Nabi Yusuf as tampak gemetar dengan penuh rasa malu dan butiran-butiran keringat mengalir dari keningnya. Sebelum suaminya membuka mulut untuk memulai pembicaraan, wanita yang sebelumnya merayu Nabi Yusuf as itu mendahului berbicara dengan melontarkan tuduhan kepada Nabi Yusuf as, seperti yang diterangkan dalam Al Qur’an berikut ini :
“Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata : “apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih” (Qs : 12 : 25)
Wanita itu menuduh Nabi Yusuf as telah merayunya. Ia mengatakan bahwa Yusuf berusaha memperkosanya. Nabi Yusuf asmemandangi wanita itu dengan kepolosan dan kesabaran. Sebenarnya Nabi Yusuf as berusaha menyembunyikan rahasia wanita itu namun ketika ia mulai menuduh Nabi Yusuf as terpaksa membela diri.
Yusuf berkata : “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)” dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksian : “Jika baju gamis koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusata. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itu yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar” (Qs 12 : 26 – 27)
Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha – Kini giliran si suami menunjukkan reaksinya. Kami kira ia berkata : “Pelankanlah suara kalian berdua. Sesungguhnya di rumah ini terdapat banyak budak dan pembantu. Ini adalah masalah khusus”. Kepala menteri itu adalah seorang tua yang terkan tenang dan tidak gampang emosi. Kemudian kepala menteri itu duduk dan mulai mengusut kejadian itu. Ia bertanya kepada isterinya dan juga bertanya kepada Yusuf. Kemudian orang yang ada di dekat wanita itu berkata : “Sesungguhnya kunci persoalan ini terletak pada pakaian Yusuf. Jika pakaiannya robek dari depan, maka berati Yusuf memang ingin memperkosanya. Wanita itu akan merobek pakaian Yusuf untuk mempertahankan dirinya”
Si suami berkata : “Lalu bagaimana jika pakaiannya robek dari belakang”. Seorang penengah dari keluargannya berkata : “Maka ini berarti wanita itu yang merayunya. Jadi kunci dari peristiwa ini ada pada pakaian Yusuf”. Akhirnya, pakaian itu berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain. Kemudian seorang penengah dari keluarga mengamati robek dari belakang. Selanjutnya, kepala menteri itu pun melihatnya dan ia juga menemui bahwa pakaian itu robek dari belakang. Sehingga secara langsung tuduhan itu malah berbalik kepada si isteri.
Ketika sang suami memastikan penghianatan isterinya, ia tampak begitu tenang dan tidak menunjukkan emosi yang berlebihan seperti kebanyakan orang, bahkan ia tidak sampai berteriak dan tidak marah. Jabatan menteri yang disandangnya memaksa untuk bersikap penuh ketenangan dan kelembutan ketika menghadapi suatu persoalan.
“Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar”. Ia menegaskan bahwa tipu daya perempuan umumnya sangat besar (berbahaya).
Kemudian ia menoleh pada Nabi Yusuf as, dan kemudian si suami merasa bahwa ia belum mengatatakan sesuatu pun kepada isterinya selain pertanyaan yang berhubungan dengan tipu daya kaum wanita secara umum. Ia ingin berkata kepada isterinya tentang sesuatu yang khusus. Ia berusaha untuk bersikap keras pada isterinya tetapi kekerasan itu berakhir dengan kelembutan yang terwujud dalam ucapannya :
“(hai) Yusuf : “Berpalinglah dari masalah ini, dan (kamu hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah”
Setelah pernyataan yang pertama dan nasihat yang terakhir, si suami mengakhiri masalah tersebut, lalu Nabi Yusuf as pun pergi. Tuan rumah itu tidak meminta perincian peristiwa yang terjadi antara iserinya dan pemuda yang mengabdi kepadanya. Yang ia minta adalah agar pembicaraan itu ditutup sampai di sini saja.
NABI YUSUF MASUK PENJARA
Nabi Yusuf as masuk penjara
Cerita nabi yusuf ini merupakan lanjutan cerita nabi yusuf sebelum yang mengulas tentang nabi yusuf denganzulaikha yang mencintai nabi yusuf. Dengan adanya berita tentang nabi yusuf yang terus menjadi perbincangan di negeri mesir, pemerintah merasa kewibawannya dipertaruhkan. Lalu penguasa dari pemerintah menangkap Nabi Yusuf as. Ia dimasukkan ke dalam penjara untuk membungkam berita berita tentang Nabi Yusuf yang terus menjadi pembericaraan. Seperti yang telah ceritakan pada kisah nabi yusuf dan zulaikha sebelumnya bahwa Nabi Yusuf lebih memilih masuk penjara dari pada mamenuhi ajakan para wanita untuk memenuhi nafusnya dan berbuat dosa. Nabi Yusuf pun masuk penjara dengan tuduhan telah memotong tangan para wanita padahal para wanita itu yang memotong tangan mereka sendiri karena melihat ketampanan yusuf.
Pemerintah telah menetapkan keputusan untuk memasukan Nabi Yusuf ke penjara sampai waktu yang tidak ditetapkan meskipun sebenarnya tidak melakukan kesalahan. Seiring berjalannya waktu, pembicaraan mengenai Nabi Yusuf pun menjadi redup. Ketika para menteri dan penguasa tidak mampu menahan kendali wanita wanita mereka, namun mereka dengan mudahnya memenjarakan seorang yang tidak bersalah.
Dalam kisah Nabi Yusuf, meskipun beliau merupakan Nabi utusan Allah, beliau tetap ditahan dan masukan penjara tanpa melalui penyelidikan dan juga tanpa melalui pengadilan. Saat itu ia dihadapkan pada masyarkat yang menyembah berbagai macam Tuhan dan juga dikuasai dan dipimpin oleh yang memiliki banyak tuhan. Sehingga dengan mudahnya bagi mereka untuk memasukan Nabi Yusuf as yang tidak terbukti bersalah atau tidak berdosa ke dalam penjara karena agama mereka tidak mengatu
Nabi yusuf berdakwah di penjara
Cerita Nabi Yusuf as masuk penjara – Ketika Nabi Yusuf dipenjara ia tidak putus asa atau meratapi nasibnya yang seolah olah mengalami ketidakadilan. Namun ia memanfaatkan waktunya dipenjara untuk berdakwah di jalan Allah. Ketika di dalam penjara ia berjumpa dengan orang yang tidak berdosa yang dimasukkan ke dalam penjara tanpa alasan logis. Ketika manusia mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang lain, maka hati mereka akan lebih mudah untuk mendengarkan nasihan dan menerima hidayah. Memang ketika hati orang-orang yang menderita dan teraniaya akan lebih mudah terbuka memenuhi panggilan Allah.
Nabi Yusuf as bercerita kepada mereka tentang rahmat Sang pencipta, kebesaran-Nya dan kasih sayang-Nya pada para makluk ciptaan-Nya. Yusuf bertanya kepada mereka : “Mana yang lebih baik, apakah akal harus dikalahkan dan manusia menyembah tuhan yang bermacam-macam atau akal yang dimenangkan dan manusia menyembah Tuhan Penguasa alamat semesta ini?”
Nabi Yusuf as menyampaikan pendapat-pendapatnya yang kuat melalui perntanyaan-pertanyaan yang disampaikan dengan penuh tenang dan kedamaian. Beliau berdialog dengan mereka secara sehat dan dengan fikiran yang jernih serta dengan niat yang tulus.
Nabi Yusuf mampu mentafsir mimpi
Beberapa waktu kemudian ada dua orang yang masuk penjara. Satu orang sebagai pembuat roti di tempat raja, dan satu lagi seorang yang tugasnya memberikan khamer atau minam keras kepada raja. Suatu hari tukang roti bermimpi, ia berdiri di suatu tempat dengan roti di atas kepanya, kemudian roti itu dimakan oleh burung yang terbang. Sedangkan si tukang pemberi minum raja bermimpi memberikan minuman khamer kepada raja.
Kemudian kedua orang itu mendatangi Nabi Yusuf as, lalu mereka bercerita atas mimpi yang mereka alami. Mereka meminta kepada Yusuf untuk mentafsirkan mimpi mereka. Kemudian Nabi Yusuf mencoba untuk melakukan apa yang mereka minta, lalu ia berdoa kepada Allah yang maha mengetahui untuk memberinya petunjuk. Kemudian Nabi Yusuf memberitahu ke pada si tukang roti bahwa ia akan disalib dan akan meninggla dunia. Sementara itu si tukang pemberi khamar akan bebask dari penjara dan kembali bekerja di tempat asalnya.
Yusuf pun berkata kepada tukang pemberi minum : “Jika engkau pergi ke raja, maka jangan lupa menceritakan keadaanku padanya. Katakan padanya bahwa di sana terdapat seorang yang ditahan dalam keadaan teraniaya yang bernama Yusuf”
Beberapa waktu kemudian, ternyata apa yang diceritakan oleh Yusuf benar benar terjadi. Si tukang roti mati terbunuh sementara tukang pemberi raja kembali dimaafkan dan kembali bekerja di istana. Namun ketika kembali ke istana si tukang pemberi minum itu lupa menceritakan tentang pesan dari Nabi Yusuf kepada raja, ia telah dilalaikan oleh setan. Sehingga Nabi Yusuf pun tinggal dipenjara selama beberapa tahun.
Mukjizat Nabi Yusuf Menafsirkan Mimpi Raja
Cerita islami ini merupakan lanjutan dari cerita nabi yusuf sebelumnya yang berkisah tentang nabi yusuf masuk penjara. Yaitu cerita mukjizat nabi yusuf yang mampu mentafsir mimpi.
Suatu hari, raja dalam tidurnya bermimpi. Dalam mimpinya ia melihat dirinya berdiri di tepi sungai Nil. Air sungail nil turun di depan matanya. Air sungai nil tenggelam dan habis sehingga sungai itu menjadi tumpukan tanah yang kosong dari air. Kemudian ikan-ikan melompat-lompat sehingga tersembunyi dalam tanah sungai. Lalu keluarlah dari sungai itu tujuh sapi yang gemuk dan keluar juga tujuh sapi yang kurus. Sapi-sapi yang kurus itu malah menyerang sapi sapi yang gemuk. Sapi sapi yang kurus itu berubah menjadi binatang-binatang buas yang melahap sapi-sapi yang gemuk. Dalam mimpinya itu raja berdiri dan menyaksikan pemandangan yang mengerikan dan menakutkan itu. Ia menyaksikan teriakan-teriakan sapi sapi yang gemuk itu saat dimakan oleh para sapi kurus.
Kemudian di atas tepi sungail nil muncul tujuh tangkai hijau dan tujuh tangkai hijau itu tenggelam dalam tanah. Dan muncullah ditanaha yang sama tu tujuh tangkai yang kecing. Setelah melihat mimpi itu, tiba tiba raja bangun dari tidurnya dengan diselimuti rasa takut. Setelah itu raja menceritakan mimpinya kepada para peramal, para dukun dan juga para menterinya. Ia meminta kepada mereka untuk mengartikan mimpinya. Seorang peramal mengatakan bahwa mimpinya cukup aneh, bagamana sapi sapi kurus dapat memakan sapi-sapi yang gemu. Peramal itu mengira bahwa mimpinya hanya kembang mimpi bias ayang tiada artinya. Ahlimimpi, dan orang orang disekitar raja juga berpendapat sama, bahwa tidak ada arti khusus dari mmpi sang raja.
cerita Mukjizat Nabi Yusuf – Kabar mengenai mimpi raja itu akhirnya sampai ke telinga petugas pemberi minum raja yang dulu sempat di penjara. Pikirannya bergejolak ketika mendengar mimpi raja itu. Ia kemudian mengingat ingat mpimpi yang dilihatnya di penjara. Kemudian ia mengingat, bahwa ada seorang yang bernama Yusuf yang mentafsirkan mimpinya. Ia pun segera bergegas ke tempar sang raja dan menceritakan apa yang dialaminya bersama Yusuf . Kemudian tukang pemberi minum itu berkata kepada raja: “Sesungguhnya hanya Yusuf satu-satunya yang mampu mentafsirkan mimpimu. Sebarnya ia telah berpesan kepada ku agar aku menyebut keadaannya di depanmu tetapi terus terang, aku lupa menyampaikan pesannya”. Kemudian raja mengutus orang itu ke penjara untuk menemui Yusuf dan bertanya kepadanya perihal mimpinya.
Beberapa saat kemudian pemberi minum raja itu mendatangi Nabi Yusuf as yang sedang berada di penjara. Utusan itu menanyakan kepadanya mengenai arti dari mimpi raja. Nabi Yusuf pun menerima apa yang diminta utusan itu tanpa mengajukan imbalan apapun, atau meminta mengeluarkan dari penjara. Ia tidak mengatakan banyak hal selain berusaha untuk mentafsirkan mimpi raja itu. Itulah salah satu sikap seorang raja ketika orang lain membutuhkan bantuannya, meskipun yang meminta pertolongan itu berbuat tidak adil padanya.
Kemudian Nabi Yusuf pun mampu mentafsirkan mimpi sang raja. Ia menjelaskan kepada utusan itu bahwa negeri mesir akan mengalami masa masa yang subur selama tujuh tahun di mana saat itu tanaman tamanan akan tumbuh segar, dan hendaklah orang orang mesir tidak melampui batas dalam memanfaatkan musim subur ini karena akan disusul dengan tujuh tahun paceklik. Pada masa itu, apa saja yang disimpan oleh penduduk mesir akan habis. Oleh karena itu, cara yang terbaik untuk menyimpan hasil tanaman mereka adalah dengan membiarkan atau merawat tangkai tangkainya tidak rusak atau terkena hama, atau merawat sebaik baiknya karena bisa berubah karena cuaca.
Setelah menjelaskan tentang mimpi sang raja, Nabi Yusuf as melanjutkan dengan pembicaraan tentang keadaan suatu tahun yang belum pernah dimimpikan oleh raja. Yaitu tahun yang penuh kebahagiaan. Tahun dimana manusia mendapatkan karunia dan banyak tanaman tanaman yang tumbuh dan air yang melimpah dan juga tumbuhnya anggur-angur yang mereka tanaman sehingga mereka bisa memerahnys sebagai minuman khamer. Juga pohon zaitun yang mereka tanam sehingga bisa menjadikan minyak zaitun. Tahun ini tidak ada dalam mimpi sang raja. Ini adalah ilmu khusus yang dapatkan Nabi Yusuf as dari Allah SWT. Nabi Yusuf as menyampaikan kepada pemberi minum raja itu dan memesan kepadanya agar bagian ini pun juga dikemukakan kepada raja dan masyarakat. Setelah mendengarkan penjelasan dari Nabi Yusuf as, utusan raja yang juga pemberi minum itu mengampaikan kepada raja.,
Mendengar semua penjelasan dari Yusuf, raja menjadi heran. Kemudian ia berkata “Siapa garangan orang yang dipenjara ini. Sungguh luar biasa. Ia menceritakan hal hal yang akan terjadi, bahkan lebih dari itu dia memberikan cara-cara mengatasi persoalan yang akan terjadi tanpa meminta upah atau balasan atau agar ia dibebaskan dari penjara”
cerita Mukjizat Nabi Yusuf – Kemudian raja mengluarkan perintah agar Nabi Yusuf as dibebaskan dari penjara dan dihadirkan kepadanya. Lalu utusanraja pergi ke penjara. Utusan itu bukan utusan pertama yang merupakan pembeiri minum. Namun ia adalah seorang yang menyandang jabatan penting. ia meminta kepada Yusuf agar keluar dari penjara dan menemui raja.
Namun ternyata Nabi Yusuf menolak keluar dari penjara kecuali semua tuduhan yang diarahkan kepadanya dicabut. Sebelumnya Nabi Yusuf masuk penjara karena tuduhan telah memotong tangan para wanita. Orang pemerintahan menggunakan berbagai macam kebohongan yang sulit diterima akal, namun bagi mereka itu adalah sesuatu yang sah. Dan Nabi Yusuf tidak akan mau keluar dari penjara jika tuduhannya tidak dicabut.
Utusan itu kembali kepada raja. Raja berteriak saat melihat utusan tanpa membawa Yusuf, kemudian ia berteriak :
Raja : “Dimana Yusuf? ,
utusan itu berkata “Ia masih dipenjara” ,
raja bangkit dari tempat duduk kemudian berkata : “ Bukankah aku memerintahkanmu untuk menghadirkannya?”,
kemudian utusan itu berkata : “ia menolak keluar dari penjara kecuali semua tuduhan yang arahkan kepadanya dicabut. Paduka yang mulia bertanggung jawab dalam menyelesaikan kasusnya bersama wanita wanita di istana yang telah memotong tangan mereka”
Raja berkata : “kalau begitu, panggillah semua isteri isteri menterimu, dan hadirkanlah isteri Al Aziz, saya minta semua hadir”
Raja merasa bahwa Nabi Yusuf as sedang menghadapi masalah di mana ia tidak mengetahui secara pasti titik terangnya. Sepertinya sang raja telah mendengar berbagai macam gosip yang terjadi di kalangan para menteri dan kisah yang melihatkan isteri ketua menterinya dengan Nabi Yusuf as, namun raja tidak terlalu peduli dengan gosip yang didengarnya. Sebab cerita seperti itu sudah umum terjadi, bahkan sering terjadi di lingkungan istana yang glamor.
Selanjutnya semua yang diperintahkan hadir akhirnya hadir juga, isteri Al Aziz dan semua wanita yang pernah dijamunya telah hadir di depan raja. Kemudian raja bertanya : “Bagaimanakah cerita Yusuf yang sebenarnya? Apa yang kalin ketahui tentangnya. Apa benar ia terlibat dalam skandal perselingkungan?
Kemudian ada salah satu perempuan memotong pembicaraan raja kemudian berkata “Demi Allah, kami tidak mengetahui bahwa ia melakukan suatu keburukan”, Lalu wanita lain berkata : “Yusuf adalah seorang yang suci bagaikan seorang malaikat”, Lalu pandangan tertuju pada isteri al aziz yang terlihat pucat. Ia menampilkan kerinduan untuk melihat wajah Nabi Yusuf as. Ia mengaku bahwa ia telah berbohong dan Nabi Yusuf as adalah orang yang benar. Ia benar benar telah menggoda Nabi Yusuf as namun Nabi Yusuf menolak. Ia menegaskan bahwa ia benar benar mengatakan yang benar, bukan karena takut kepada raja dan juga wanita yang lain. Pikirannya masih berputar putar sekitar Nabi Yusuf as. Setelah mendengar pernyataan dari para wanita, akhirnya Nabi Yusuf as pun dibebaskan dari berbagai tuduhan.
Raja berkata “Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang tepat bagiku”. Nabi Yusuf as masuk menemui raja. Raja berbicara dengannya dengan bahasanya, dan Yusuf bisa menjawabnya. Kemudian raja berbicara dengan bahasa kedua, Yusuf bisa menjawabna dengan bahasa Arab. Kemudian raja bertanya :
Raja : “Bahasa apa ini?”
Yusuf : “Ini bahasa Ismal, paman ayahku,
Kemudian raja bertanya dengan bahasa Ibrani lalu raja berkata
Raja : “Bahasa apa ini?”
Nabi Yusuf : “ini adalah bahasa orang tuaku, ibrahim, ishak, dan yakub.
Setelah mengetahui pengetahuan nabi yusuf yang begitu banyak, raja pun menyukai nabi yusuf. Selanjutnya ia pun mempercayai nabi yusuf dan mengangkatnya menjadi menteri di mesir. Silahkan baca kisah nabi yusuf menjadi meteri untuk mengetahui kisah selanjutnya.
BERTEMU SAUDARA DAN NABI YA'QUB AYAHNYA
Kisah Nabi Yusuf as diangkat menjadi menteri mesir
Cerita islami ini merupakan lanjutan dari kisah nabi yusuf sebelumnya yang mengulas tentang mukjizat nabi yusuf. Kisah lanjutan ini adalah mengenai kasih nabi yusuf diangkat menjadi menteri, tentunya dengan izin ALlah SWT, setelah menjadi menteri nabi yusuf dipertemukan kembali dengan saudara-saudara dan ayahnya (nabi ya’qub) setelah lama tidak berjumpa. Simak kisah lengkapnya di bawah ini.
Raja yang memang dikenal mampu berbicara lebih dari satu bahasa semakin kagum dengan wawasan luas yang dimiliki oleh Nabi Yusuf as dan kedalaman ilmunya yang mengesankan. Kemudian pembicaraan merambah pada masalah mimpi. Nabi Yusuf as menasehati raja agar memulai rencana yang tepat untuk mengumpulkan makanan dan penyimpanannya dalam rangka menghadapi tahun tahun kekurangan makanan. Nabi Yusuf as memberikan pengertian kepada raja bahwa kelaparan akan melanda Mesir dan juga kota kota di sekitarnya. Oleh karena itu, negeri mesir harus bersiap mengadapi suasana yang sualit nantinya, demikian negeri negeri di sekitarnya.
kisah nabi yusuf menjadi menteri - Raja mengunggkapkan bahwa sulit untuk mendapatkan kejujuran dari kelompok yang bergaya hidup mewah yang ada di sekitarnya. Nabi Yusuf pun berkata “Kalau begitu jadikanlah aku sebagai pengawas yang sangat teliti dari berpengetahuan.” Tentunya Nabi Yusuf mengatakan hal itu bukan untuk mendapat keuntungan pribadi. Namun ia ingin memikul amanat untuk memberikan makan bagi masyarakat yang lapar selama tujuh tahun. Yaitu masyarakat yang seandainya mereka lapar, maka penguasa dapat mempermainkan mereka. Dalam hal ini sebarnya terdapat pengorbanan Nabi Yusuf as.
Nabi Yusuf menjadi menteri
Beberapa saat kemudian Nabi Yusuf berada di tempat yang diusulkan. Itulah cara Allah memberikannya kedudukan penting di negeri mesir. Ia menjadi orang yang bertanggung jawab pada pengelolaan kekayaan mesir dan perekonomiannya. Ia menjadi ketua para menteri besar. Beliau mendapat dua tugas sekaligus, yaitu sebagai kepala pemerintahan dan kepala urusan logistik.
Yusuf merupakan orang yang terpercaya dan jujur. Sehingga selama ia duduk di kursi pemerintahan maka tidak perlu ada yang dikawatirkan. Kemudian masa paceklik itu pun tiba. Dan itu tidak masalah bagi negeri mesir, karena persediaan telah disediakan oleh Nabi Yusuf yang bisa menjamin dengan baik rakyat mesir selama tujuh tahun berturut-turut.
Saat itu kelaparan dan paceklik tidak hanya terjadi pada negeri mesir, namun terjadi juga di negeri di dekatnya, seperti Negeri kan’an yang ditempati ayah dan saudara saudaranya itu Nabi Ya’qub as dan saudara saudarnya juga mengalami masa susah pangan.
Nabi Yusuf berjumpa lagi dengan saudaranya
Rakyat yang tinggal di negeri sekitar mesir juga meminta pertolongan ke mesir, tidak terkecuali saudara-saudara Yusuf yang dulu pernah membuangnya. Mereka berbaris dalam rombongan orang orang yang membutuhkan. Ketika itu Nabi Yusuf berada di singgasana mesir sebagai seorang penguasa yang memerintah. Nabi yusus as bergebas untuk menjamin kelangsungan kehidupan manusia. Ia dikelilingi oleh para menterinya, orang-orang penting dan para tentara. Nabi Yusuf bisa mengenali saudara-saudaranya, namun mereka tidak mengenali Nabi Yusuf. Keadaan di tempat tinggal mereka sungguh menyusahkan sehingga mereka datang dari palestina untuk mencari bantuan makanan di negeri mesir.
kisah nabi yusuf menjadi menteri – Kemudian terjadilan percakapan antara Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya yang berjumlah 10 orang itu, namun mereka masih belum mengenali Nabi Yusuf. Mereka berjumlah 10 orang namun mereka membawa 11 untah. Nabi Yusuf as bertanya pada mereka melalui salah satu penerjemah agar beliau tidak berbcara dengan bahasa mereka, Yusuf menggunakan bahasa ibrani.
“Undang-undang kita memutuskan untuk memberikan makanan pada setiap orang sesuai dengan kemampuan untua untuk mengangkut makanan itu. Berapa jumlah kalian ?” mereka menjawab : “Sebelas orang”. Nabi Yusuf berkata kepada penerjemah : “Katakan pada mereka bahasa kalian berbeda dengan bahasa kami dan pakaian kalian berbeda dengan pakaian kami. Barang kali kalian adalah mata-mata”. Mereka menjawab “Demi Allah kami bukan mata-mata tetapi kami adalah keturunan dari seorang ayah yang baik.” Kemudian Yusuf bertanya : “Kalian mengatakan bahwa kalian sebelas. Padahal jumlah kalian sepuluh”
Kemudian sodaranya itu menjawab : “sebenarnya kami adalah dua belas saudara, seorang saudara kami meninggal di daratan dan kami mempunyai saudara yang lain yang sangat dicintai (Bunyamin) oleh orang tua kami dan ia tidak mampu untuk berpisah dengannya. Oleh karena itu kami datang dengan membawa untanya sebagai ganti darinya”. Nabi Yusuf as berkata : “Bagaimana aku bisa memastikan kejujuran kalian?” Kemudian mereka menjawab : “Pilihlah, sesuatu yang engkau dapat menjadikan tenang dengannya” Nabi Yusuf berkata :” Undang-undang kami menetapkan untuk tidak memeberikan makanan kepada seseorang yang tidak ada. Karena itu, datangkanlah saudara kalian agar aku dapat memberinya makanan. Tidakkah kalian mengetahui bahwa aku menegakkan timbangan dengan jujur?”
Demikian dialog terus berlangsung antara saudara-saudara Yusuf dan Yusuf. Kemudian Nabi Yusuf memberitahu kepada mereka bahwa kali ini mereka mendapatkan pengecualian atau keringanan dan keistimewaan. Tetapi, jika pada waktu yang akan datang mereka datang tanpa membawa saudara, mereka maka Nabi Yusuf tidak akan memberi mamkanan pada mereka. Mereka berkata kepadanya, bahwa kami akan berusaha memuaskan ayah kami atau meyakinkan ayah kami untuk mempercayakan saudara kami itu bersama kami.
Saudara-saudara Yusuf kembali pulang dan menemui ayah mereka. Sebelum mereka menurunkan muatan yang dibawa oleh untah mereka masuk menemui ayah mereka : “Sungguh kami tidak mendapatkan gandum. Ini terjadi karena engkau melindungi dan mempertahankan anakmu”. Mereka mengatakan “Kami tidak akan memberikan makanan bagi yang tidak hari. Mengapa engkau tidak merasa aman ketika kami membawahnya? Biarkanlah ia pergi bersama kami dan sesunguhnya kami akan menjaganya”. Jelas sekali bahaw dialog tersebut bertujuan untuk memojokkan si ayah dan membebankan tanggung jawab kepadanya dalam hal ketidakmampuan mereka memperoleh makanan. Namun si ayah menjawab dengan sopan santun para Nabi. Ia berkata bahwa ia merasa aman terhadap mereka tas anaknya yang kecil sebagaimana kekahwatiran terhadap Nabi Yusuf as sebelumnya. Dan ia tidak perduli atau tidak begitu yakin dengan ucapannya.
Anak-anak itu membuka wadah-wadah yang mereka bawa untuk mengeluarkan biji-bijian makanan yang ada di dalamnya. Tiba tiba mereka mendapatkan barang-barang mereka telah dikembalikan bersama makanan. Pengembalian harga menunjukkan ketidakinginan untuk menjual atau itu semacam peringatan dan barangkali itu merupakan hal yang mengganggu mereka agar mereka kembali membenarkan harga pada kali yang kedua. Melihat hal tersebut, anak anak itu segera menuju ke ayah mereka sambil mengatakan : “wahai ayah kami, kami tidak berbuat aniaya dan kami tidak berbohong kepadamu. Sungguh harga yang telah kami beli dikembalikan kepada kami. Ini berarti bahwa mereka tidak akan menjual kepada kami kecuali jika saudara kami pergi bersama kami”
Percakapan antara anak anak dan ayah mereka terus berlanjut. Mereka memberikan pengertian kepada ayahnya bahwa kecintaanya kepada seorang anaknya dan hubungan dekatnya justru mengorbankan kepentingan mereka dan menjatuhkan perekonomia mereka. Mereka ingin untuk menambah perbekalan mereka dan mereka berjanji akan menjaga saudara mereka dengan penjagaan yang sangat ketat. Akhirnya sang ayah menyetujui permintaan mereka dengan syarat mereka berjanji untuk membawa anaknya pula kecuali jika mereka dikepung musuh dan mereka tidak mampu menyelamatkannya. Si ayah menasehati mereka untuk tidak masuk karena mereka berjumlah sebelah orang dari satu pintu dari pintu pintu mesir sehingga tak seorang pun yang menaruh kecurigaan. Sepertinya sang ayah mengkhawatirkan akan terjadi pencurian atau kedengkian
Setelah mereka datang segera menghadap raja, dan baru saja mereka menghadap Nabi Yusuf as melihat saudaranya (Bunyamin) turut serta, sehingga ia merasa gembira. Mereka disuruh duduk bersama raja untuk djamu dengan baik. Dengan perlakuan raja yang baik hati ini, bunyamin menangis terharu dan ingat akan saudaranya yaitu Yusuf. Dengan tangis yang tersedu-sedu bunyamin berkat “Kalau Yusuf masih ada, tentu dialah yang duduk disampingku ini”
Setelah mereka cukup lama bertemu dengan raja, mereka pulang dengan membawa perbekalanan yang cukup dan lebih cukup dibandingkan sebelumnya. Ketika memberikan perbekalan dan bahan makanan itu, Nabi Yusuf as memerintahkan kepada bawahannya untuk memasukkan timbangan miliki negara ke dalam barang yang dibawa oleh bunyamin secara diam-diam.
Belum lama mereka berangkat keluar dari kota mesir, tiba tiba mereka ditahan untuk diperiksa barang-barang yang dibawanya. Dalam pemeriksaan ini ternyata terdapat alat timbangan negara yang sedang dicari-cari. Karena inilah mereka ditahan tidak boleh pulang ke negeri Kan’a untuk diusut perkaranya
Mengalami peristiwa ini tentunya mereka gelisah dan susah sekali, mereka berkata kepada Nabi yusf as : “Ya tuanku, ayah kami sudah sangat tua, sudah melewati 80 tahun dan kami tidak dapat berpisah karena kami selalu menjaga akan keselamatan beliau. Kami ini bukan pencuri, izinkanlah kmembawa ayah kami sebagai saksi akan kebenaran kami, karena kami dari keturunan orang yang baik baik. Atau izinkanlah kami pulang dulu dan ambilah seorang diantara saudara kami untuk menggantikannya dan kami percaya bahwa tuanku adalah orang yang baik hati”
Nabi Yusuf as berkata : “Saya berlindung kepada Allah dan tidaklah saya akan menghukum orang yang tidak bersalah, jika demikian, tentulah kami orang yang aniaya”
Saat mereka telah putus asa, mereka kemudian saling berbisik bisik dan berkatalah orang yang tertua dari mereka yaitu Yahuza : “Sekali kali saya tidak akan pulang kembali sebelum mendapat izin dari ayah. Kembalilah kamu semua. Dan ceritakanlah kepada ayah tentang peristiwa ini”
Setelah mereka sampai di rumah mereka menceritakan apa yang terjadi pada ayah mereka. Lalu Ayah mereka, yaitu Nabi Ya’qub as berpaling dari mereka, seraya berkata dalam hati “Alangkah dukacitaku mengenang Yusuf, telah rabun mataku karena dukacita itu.” Rasa mara Nabi ya’qub terhadap anak-anaknya ditahan dalam hati.
Melihat hal itu, kemudian mereka berkata pada sang ayah “Ayah janganlah selalu ingat pada Yusuf saja, nanti ayah mendapat sakit dan meninggal dunia”
Nabi ya’qub as kemudian berkata “Aku ini hanya mengadukan duka citaku kepada Allah, dan saya mengetahui dari Allah tentang apa yang tidak kamu ketahui”
Mereka lalu meminta izin untuk berangkat kembali ke mesir menghadap raja untuk memohon kepada raja agar saudara mereka yang ditahan dapat dibebaskan.
Ketika mereka menghadap raja, saat itu Nabi Yusuf berpendapat bahwa sudah tiba saatnya untuk membuka rahasianya untuk mengakui kepada saudara-saudaranya bahwa dia adalah Yusuf, agar mereka mengakui atas kebenaran dan kesalahan yang telah mereka perbuat.
Nabi Yusuf as menceritakan apa yang pernah mereka laukan sewaktu kecil, semua kejadian diceritakan oleh Nabi Yusuf as. Mendengar apa yang deceritakan oleh Yusuf tersebut membuat mereka tercengang. Dari siapakah pembesar ini mengetahui peristiwa itu, karena tidak ada seorang pun yang tau apa yang telah mereka lakukan pada masa lampau
Kemudian mereka memperhatikan gerak gerik raja itu, kemudian memperhatikan bentuk tubuh dan keadaannya, dibandingkan dengan tubuh Nabi Yusuf as semaca kecil, akhirnya mereka yakin bahwa ciri ciri yang terdapat pada pembesar ini memang mirip dengan Nabi Yusuf as. Mereka bertanya “Apakah kiranya tuan ini Yusuf?” dengan segeran Nabi Yusuf as menjawab “Benar saya ini Yusuf, dan ini bunyamin saudaraku sendiri, Allah telah mempertemukan kami, karena Allah tidak akan menyianyiakan pahala orang yang berbakti”
Mereka berkata “Demi Allah, sesungguhnya dia telah melebihkan engkau dari kami, dans sesungguhnya kami orang-orang yang berdosa”
Nabi Yusuf kemudian berkata pada mereka “Aku tidak akan bertindak apa apa kepada kalian, Tuhan telah mengampuni segala dosamu, Allah Maha Pengampun lagi maha pengasih”
Mereka diizinkan kembali ke kan’an untuk menemui ayahnya, dan setelah mereka tiba di rumah, mereka menyampaikan sehelai baju Nabi Yusuf as. Kerema mereka menyampaikan baju itu kepada ayahnya, seketika mata Nabi Ya’qub terbuka serta dapat melihat dengan terang. Pada ketika itu beliau telah rabun dan tidak dapat melihat. Segala peristiwa mereka ceritakan kepada ayahnya, dimana mereka telah menemui raja yang budiman, serta diterangkan pula agar mereka sekalian berangkat kembali ke mesir untuk berjumpa dan dapat hidup bersama sama dengan Nabi Yusuf.
Mendengarkan cerita tentang Nabi Yusuf itu, sang ayah sangat gembira sekali dan ujarnya “apa yang telah terjadi, mari kita lupakan, dan kami mohn ampunan kepada Allah, semoga Allah mengampuni segala dosa dosamu, begitu pula dosaku sendiri, karena Allah pemberi ampun dan maha pengasih. Mari kita bersama sama berangkat ke mesir.”
Ketika Nabi Yusuf as melihat ayahnya datang dan sedang dikelilingi saudara-saudaranya yang berjumlah sebelas orang, mereka semua sujud di harapan Nabis Yusuf as, lalu Nabi Yusuf berdiri dengan hormatnya.
Seketika itu Nabi Yusuf as juga mengadahkan kedua tangannya ke langit, ia bersyukur atas nikmat dan karunia Allah, sebagaimana dterangkan dalam Al Qu’ran :
“Ya Tuhanku, sesungguhnya engkau telah menganugrahkan kepadaku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian ta’biar mimpi. (Ya Tuhan) pencipta langit dan bumi. Engkaulah perlindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang saleh (Qs. 12 : 101)
Itulah kisah cerita Nabi Yusuf as yang dimulai dengan penderitaan yang bertubi tubi yang ia terima dengan tabah dan penuh kesabaran. Namun segala penderitaannya lenyap dan Allah mengangkat Nabi Yusuf as menjadi pembesar di Mesir dan akhirnya beliau menjadi raja. Nabi Yusuf as meninggal dunia pada usia 110 Tahun. Semoga kita dapat mengambil banyak hikmah dari cerita Nabi Yusuf di atas. Aamiin.
No comments:
Post a Comment