Friday, 14 November 2014

kelompok primer dan kelompok sekunder group,kelompok sosial dan organisasi sosial, cara belajar kunci chord gitar untuk pemula

KELOMPOK PRIMER (PRIMARY GROUP) DAN KELOMPOK SEKUNDER (SECONDARY GROUP)
Didalam kelompok social, terdapat pengklasifiksian kelompok dan pembedaan yang luas dan fundamental antara kelompok-kelompok kecil dimana hubungan antara anggota-anggotanya sangat rapat di satu sisi, dengan kelompok-kelompok yan lebih besar di sisi lain.
Menurut Cooley, kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal mengenal antara anggota-anggotanya serta kerjasama erat yang bersifat pribadi. Salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi. Salah satu hasil hubungan tersebut adalah peleburan individu-individu ke dalam kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok. Terdapt dua hal penting dari pendapat yang dikemukakan Cooley yaitu: pertama ia bermaksud untuk menunjukkan pada suatu kelas yang terdiri dari kelompok-kelompok yang konkret misalnya keluarga, kelompok belajar, rukun tetangga, dan lain-lain. Kedua adalah istilah saling mengenal yang menekankan hubungan antar individu seperti simpati dan kerjasama yang spontan. Kelompok-kelompok tersebut mempunyai makna utama dalam pelbagai arti terutama sangat penting bagi pembentukan ataupun perwujudan cita-cita social individu.
Secara psikoligis, hasil hubugan timbale balik antara anggota-anggota kelompok tersebut merupakan peleburan individu dengan cita-citanya masing-masing sehingga tujuan dan cita-cita individu juga menjadi tujuan dan cita-cita kelompok. Sudah tentu tak dapat dikatakan secara mutlak bahwa kehidupan antara anggota kelomok akan selalu harmonis, tentu adakalanya terjadi perbedaan faham, perbedaan pendapat, bahkan pertentangan namun semua itu demi kepentingan kelompok juga.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa kelompok primer adalah kelompok-kelompok kecil yang permanen dan berdasarkan kenal mengenal secara pribadi antara sesame anggotanya.
Namun kenyataan yang tak dapat disangkal bahwa setiap kelompok social sampai suatu derajat tertentu pasti memiliki perasaan sebagai kesatuan dan hal itu dirasa perlu. Lagi pula ecara mutlak dapt dikatakan bahwa anggaota suatu kelompok kecil selalu saling kenal mengenal, contohnya: hubungan bawahan member hormat kepada atasan. Agar dapat mengenali teori Cooley maka akan di bicarakan hal-hal:
a.       Kondisi-kondisi fisik dari kelompok primer;
b.      Sifat hubungan[-hubungan primer;
c.       Kelomook-kelompok yang konkret dan hubungan-hubungannya primer.
a.                   Konsep Cooley mengenai hubungan saling kenal mengenal belum cukup untuk menerangkan persyaratan penting bagi adanya suatu kelompok primer. Syarat-syarat yang penting adalah pertama kelompok tersebut berdekatan satu dengan yang lainnya, kedua kelompok tersebut adalah kecil dn yang ketiga suatu kelanggengan hubungan antar anggota kelompok yang bersangkutan. Agar terjdi hubungan yang akrab individu harus saling mengenal secara fisik. Kenal mengenal secaar fisik member kemungkinan terbntuknya kelompok prier tapi hal itu ergantung dari kemungkinan yang ditentukan oleh kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.
Setiap masyarakat mempunyai norma yang mengatur, terkadang hal ini dapat menjadi penghalang bagi terjadinya hubungan tersebut. Norma tersebut memiliki persyaratan – persyaratan ideal yang tidak mungkin terpenuhi secara sempurna. Hubungan primer murni masih dapat ditemui pada masyarakat  yang msih sederhana hubungan organisasinya, tidak seperti kebanyakan di kota besar.
Factor – factor eksternal dapat mendorong timbulnya kelompok – kelompok tadi, contohnya perhimpunan mahasiswa.  keuntungan lain adalaengan hadirnya mahasiswa gairah untuk belajar dapat bertambah. Kebijaksanaan yang diambil pun  lebih matang karena semat didiskusikan baik buruknya.
COOLEY tidak mengemukakan secara khusus apa yang dimaksud dengan kelompok sekunder. Dan bahkan belum pernah mempergunakan istilah tersebut. Tetapi istilah tersebut biasa digunakan untuk menggambarkan apa yang menjadi buah pikirannya. Hanya dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang dikemukakan olehnya untuk kelompok primer dapat dilihat kebaikannya. Kelompok sekunder adalah kelompok – kelompok besar yang terdiri dari banyak orang. Hubungannya tidak perlu berdasarkan kenal mengenal secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Pembatasan tersebutkurang memuaskan karena walau bagaimanapun besarnya suatu kelompok social, pasti kelompok tersebut harus memenuhi persyaratan yang berlaku bagi kelompok primer, misalnya ada kesamaan tujuan, dan kelanggengan dalam batas – batas tertentu. Suatu bangsa merupakan suatu kelompok sekunder tetapi memiliki pula beberapa ciri kelompok primer. Dengan demikian lebih tepat untuk membedakannya dari sudut hubungan atau interaksi social yang membentuk struktur kelompok social yang bersangkutan.
Jelas bahwa hubungan antar manusia tidak mungkin semata – mata didasarkan atas kontrak semacam itu. Pasti harus ada rasa kesetiaan dan pengabdian terhadap kelompok – kelompok serta pola prilaku yang berlaku dalam kelompok tersebut. Oleh karena itu adanya kelompok primer merupakan syarat mutlak terbentuknya kelompok sekunder. Dapat disimpulkan bahwa syarat – syarat dan sifat kelompok primer dan kelompok sekunder saling mengisi dan dalam kenyataan tidak dapat dipisahkan secara mutlak.
Dalam kelanjutan pertumbuhan sosiologi kedua pengertian itu telah didudukkan pada perbandingan yang sebenarnya, yaitu bahwa kedua jenis kelompok tersebut memegang peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat dan saling melengkapi dalam kenyataan.
Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Sedangkan menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.
 Menurut Charles Horton Cooley, dalam bukunya Social Organization ( 1909 )kelompok sosial dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu kelompok primer adalah pengelompokan anggota-anggota masyarakat yang terorganisir secara adat, baik berdasarkan ikatan kedaerahan maupun hubungan darah. Contoh marga di Sumatera, trah di jawa dan suku di Papua
Dalam kelompok primer terdapat interaksi sosial yang lebih intensif dan lebih erat diantara mereka dari pada kelompok sekunder. Dalam kelompok primer terjadi hubungan yang face to face group, yaitu kelompok sosial yang anggotanya sering berhadapan muka antara astu dengan yang lainnya dan saling mengenal dari dekat, sehingga saling berhubungan lebih erat.
Peranan kelompok primer dalam kehidupan individu besar sekali karena karena di dalam kelompok inilah individu berkembang dan dididik sebagai mahluk sosial. Di dalam kelompok inilah individu mengembangkan sifat-sifat sosial seperti mengindahkan norma-norma, melepaskan kepentingan dirinya demi kepentingan kelompok, belajar bekerjasama dengan individu lain,dan mengembangkan kecakapannya guna kepentingan kelompoknya.
Contoh kelompok primer adalah, keluarga, rukun tetangga,kelompok kawan sepermainan, kelompok belajar dsb. Sifat interaksi dalam kelompok primer ini bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.

Yaitu pengelompokan anggota-anggota masyarakat yang terorganisir secara sistematis untuk tujuan-tujuan tertentu.. Kelompok sekunder tersebut biasa dinamakan perkumpulan atau asosiasi.
Contoh kelompok sekunder antara lain; Koperasi, Perseroan Terbatas / PT, Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI ),Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia ( PSSI).

Kelompok sosial dapat dibedakan juga berdasarkan kelompok formal dan kelompok informal. Inti perbedaannya, bahwa kelompok formal adalah kelompok yang berstatus resmi sedangkan kelompiok informal adalah kelompok yang tidak berstatus resmi.
Dalam kelompok formal terdapat pembagian tugas yang jelas, perbedaan peran sosial dan hierarkhi tertentu, serta norma pedoman tingkah laku bagi para anggotanya dan konvensi-konvensinya. Sebaliknya pada kelompok informal ciri-ciri tersebut kurang begitu jelas.
Di dalam suatu kelompok resmi atau sekunder yang serba besar mungkin pula terbentuk kelompok infotmal yang terdiri atas beberapa orang atau beberapa keluarga, yang mempunyai pengalaman bersama danyang bersifat interaksinya berdasarkan saling pengertian yang lebih mendalam karena pengalaman dan pandangan-pandangan yang sama.
1. Kelompok Sosial
Pengertian : Kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang hidup bersama dalam suatu perikatan sosial dan kultural
Sherif Musharif : Kelompok sosial adalah merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua kelompok atau individu yang telah mengadakan interaksi sosial dengan intensif, terdapat pembagian tugas, struktur dan norma norma tertentu yang khas bagi kesatuan sosial tersebut.
Jenis kelompok sosial
Charles H. Colley
A. Kelompok soial primer: ditandai adanya hubungan individual yang bersifat personal, mendalam dan intensif, tidak memperhitungkan masalah keuntungan finansial. Misalnya keluarga, paguyuban, RT dan sebagainya.
Apa peranan dan fungsi kelompok sosial primer?
§                       Membentuk frame of personality
§                       Mengembangkan kecakapan sosial dasar, kultural dan spiritual / religiusitas
§                       Mentatalaksanakan kehidupan emosional, spiritual
§                       Membentuk nilai nilai dasar human pilantropis.
B. Kelompok sosial sekunder
§                       Pengertian : Himpunan manusia yang terangkum dalam suatu wadah formal berdasarkan kepentingan dan motivasi pribadi masing – masing individu
§                       Kelompok sosial sekunder ini terbentuk karena adanya kesadaran dalam diri individu bahwa untuk mencapai suatu tujuan harus dikerjakan bersama orang lain
§                       Peranan dan fungsi: Sebagai alat mencapai tujuan (bersama maupun individual), aktualisasi ide / gagasan, implementasi aktualisasi diri, hasrat sosial, kooperasi, kompetisi, dll
Out-Group dan In-group feeling
In group : suatu perasaan perikatan antara satu orang dengan orang lain dalam suatu kelompok sosial tertentu. Perasaan tersebut sangat kuat sehingga membentuk suatu perilaku – perilaku sosial tertentu seperti : Solidaritas, kesediaan berkorban, kerja sama, konformitas, obediance, dll.
Out group : Out-side feeling, seseorang merasa bukan bagian dari kehidupan kelompok. Out-group feeling selalu ditandai munculnya perilaku antogonistik dan antipati. Sehingga muncul gejala prejudiace, paranoid, etnocentristic, non koperatif, lalai, dan sebagainya.
Ciri ciri dinamika kelompok
1.                     Interaksi : saling mempengaruhi (mutual influence) secara fisik maupun verbal, non verbal, emosional dsb
2.                     Goal : personal goal dan commons goal
3.                     Struktur : pembagian tugas, pembagian peranan
4.                     Norm : Social norm dan legalistik norm
5.                     Groupness : in group feeling, toleransi, solidaritas, konformitas, obedience
6.                     Entitas
7.                     Ethos, spirit de corp
Pembentukan Kelompok
§                       Pembentukan kelompok diawali dengan adanya persepsi atau perasaan yang sama dalam memnuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memnuhinya, sehingga itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjai akan membentuk sebuah kelompok
§                       Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing – msaing anggota (siap menjadi ketua atau anggota)
§                       Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan konflik. Perpecahan yang terjadi biasanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan kelompok. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.
2. Organisasi Sosial
a. Organisasi Normatif: Adalah pihak elit menjalankan organisasi/ mengawasi anggota lebih dominan menggunakan kekuasaan normatif (persuasif). Bentuk partisipasi anggota adalah dengan komitmen moral.
b. Organisasi Utilitarian: Adalah pihak elit mengawasi anggota dominan menggunakan kekuasaan utilitarian. Partisipasi anggota berdasarkan komitmen perhitungan yaitu pemikiran hubungan bisnis, sangat perhitungkan untung rugi.
c. Organisasi Koersi: Adalah pihak elit menggunakan kekuasaan koersi dalam mengawasi anggotanya. Koersi adalah segala jenis paksaan, ancaman, dan intimidasi yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
3. Proses pembentukan Kelompok dan Organisasi Sosial
Pada dasarnya, pembentukan kelompok dan organisasi sosial dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:
1.                     Persepsi: Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
2.                     Motivasi: Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk maju.
3.                     Tujuan: Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
4.                     Organisasi: Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
5.                     Independensi: Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
6.                     Interaksi: Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.
4. Dinamika Kelompok dan Organisasi Sosial
a.  dinamika kelompok: dinamika kelompok dengan pendekatan sosiologis dapat diamati dari unsur-unsur pokok sistem sosial sebagai alat analisis dinamika kelompok yaitu :
§                       Tujuan : segala sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok
§                       Keyakinan : aspek pengetahuan/kognitif yang dianggap benar
§                       Norma : perilaku standar yang dapat diterima
§                       Sanksi : sistem penghargaan dan hukuman terhadap perilaku anggota kelompok
§                       Peranan kedudukan : hirarki hak dan kewajiban
§                       Kewenangan ambil keputusan dan mengontrol orang lain
§                       Jenjang sosial
§                       Fasilitas yang menyangkut alat untuk mencapai tujuan kelompok
b.   dinamika organisasi sosial
Pencermatan dinamika organisasi dapat dilihat dari :
§                       sistem organisasi : tujuan, struktur, lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya
§                       struktur organisasi : kewenangan, komunikasi, tugas;
§                       proses organisasi : hubungan antar peranan, pengendalian, koordinasi, sosialisasi, dan supervisi.


No comments:

Post a Comment